Sistem Pencatatan Barang di Gudang
Administrasi Gudang
Dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab atas
barang-barang dalam gudang, maka kepala gudang harus membuat/mengadakan
pembukuan barang-barang Dalam gudangnya.
Kepala gudang harus membuat sistem pembukuan
sedemikian rupa sehingga dapat diketahui bahwa catatan barang-barang cocok
dengan barang-barang secara fi sik. Kecocokan ini menyangkut baik jenisnya,
jumlahnya, nilainya, tempatnya di gudang, kapan diterimanya dan lain-lain yang
dianggap perlu.
Untuk keperluan tersebut, maka kepala gudang
harus membuat kartu gudang untuk setiap macam barang yang memuat tentang
penambahan barang, pengurangan dan persediaan/saldo barang dalam gudang. Kartu
gudang yang diletakkan pada tumpukan barang yang bersangkutan, dinamakan pula
kartu gudang (label).
Di samping kartu gudang, maka kepala gudang
harus membuat pula buku atau kartu stok barang untuk setiap jenis/ukuran
barang. Kartu ini disimpan dalam kotak kartu, dengan susunan secara alfabetis.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bendaharawan
barang/kepala gudang/ pengurus barang dan unit-unit harus menyelenggarakan
administrasi pergudangan yang baik, yaitu:
a. Menyelenggarakan tata buku penggudangan yang
jelas dan mudah diperiksa.
b. Membukukan mutasi barang setiap terjadi
mutasi.
c. Menyelenggarakan pembukuan dan administrasi
barang dalam buku-buku dan/atau kartu-kartu barang, misalnya:
1) Buku Penerimaan
Gudang Buku ini memuat semua keterangan-keterangan
tentang bukti-bukti atau dokumen-dokumen penerimaan barang.
2) Buku Pengeluaran
Gudang
Buku ini memuat semua keterangan tentang
bukti-bukti penyerahan atau penerimaan barang.
3) Buku Kekayaan
Gudang
Buku ini memuat dan menunjukkan setiap saat dan
jumlah nilai dalam uang dari semua barang yang disimpan di gudang.
4) Kartu Persediaan
Barang
Kartu ini memuat semua keterangan yang meliputi
penambahan, pengurangan, persediaan dan harga dari suatu jenis barang (bahkan
dari setiap ukuran dari jenis barang) tertentu.
Ini berarti bahwa setiap jenis, bahkan setiap
ukuran tipe dari suatu jenis barang harus dibuatkan kartu tersendiri.
Kartu-kartu yang begitu banyak jumahnya itu, harus disimpan dalam kotak/peti
khusus untuk itu, dengan susunan secara alfabetis. Dasar dalam melakukan
administrasi gudang pada perusahaan ritel adalah:
Barang, PO dan Faktur.
1. Barang yang dikirim supplier diterima oleh
bagian Receiving atau Ekspedisi kemudian dicek silang berdasarkan PO.
2. PO (Purchase Order) dikeluarkan oleh Divisi
Pembelian (Divisi Buyer) di periksa (chek list) pada bagian tanggal permintaan
barang,kuantitas atau jumlah barang per unit, dan keadaan fisik barang.
Apabila kondisi tersebut sudah sesuai dengan
permintaan kemudian PO ditandatangani oleh supplier, petugas receiving dan
bagian pembelian sebagai bukti persetujuan. Dokumen-dokumen tersebut terdiri
dari tiga rangkap,1 lembar ke bagian EDP (Entry Data Procesing), 1 lembar ke bagian keuangan, dan 1 lembar
lagi ke bagian gudang.
Barang dari bagian Receiving didistribusikan sesuai dengan sifat/kondisi
barang. Barang-barang dalam jumlah banyak, susah didapat, barang-barang
program, langsung dikirim ke bagian gudang, akan tetapi barang-barang Fast Moving didistribusikan
langsung ke area toko.
Tiap-tiap counter setiap hari mendata
barang-barang yang dijual, apabila barang sudah habis atau berkurang seorang
pramuniaga bisa melakukan permintan barang ke gudang.
Pencatatan persediaan barang di gudang bisa
dilakukan dengan cara manual dan komputerisasi.
1. Pencatatan barang secara manual
Pada dasarnya administrasi gudang terdiri dari
dua sistem pencatatan, yaitu:
a. Sistem Pencatatan
Terus-Menerus (Perpetual System)
Pada ”Sistem Pencatatan Terus Menerus” atau
disebut juga ”Sistem Buku”, pencatatan persediaan barang dilakukan secara
kontinue (terusmenerus).
Untuk tiap jenis barang dibuat
perkiraan/rekening/kartu atau buku tersendiri. Bertambahnya barang dicatat di
sebelah debet dan berkurangnya barang dicatat di sebelah kredit setiap saat
terjadi transaksi. Saldo dari perkiraan dicocokkan dengan persediaan barang
yang sebenarnya ada.
b. Sistem Pencatatan
Secara Periodik (Periodic System)
Pada setiap ada transaksi penjualan, maka hanya
penerimaan dari penjualan itulah yuang dicatat. Dalam kejadian ini tidak dibuat
jurnal untuk mengkredit (mengurangi) perkiraan/rekening persediaan atau
perkiraan pembelian senilai harga pokoknya barang yang dijual itu. Oleh karena
itu, harga pokok penjualan ditetapkan berdasarkan daftar perincian persediaan
barang yang ada (disebut persediaan fisik). Dengan demikian persediaan pada
akhir periode akuntansi dilakukan dengan cara menginventarisir atau menghitung
persediaan secara fi sik. Kemudian, karena perhitungan secara fi sik (Physical
Inventory) dilakukan sebagai ”Sistem Periodik” (Periodic System).
Dalam sistem pencatatan persediaan barang dapat
dilakukan dengan beberapa metode.
2. Metode pencatatan persediaan barang tersebuut
antara lain:
a. First-in,
First-out (FIFO)
Pencatatan dengan metode FIFO berarti barang
yang pertama masuk,barang itulah yang lebih dahulu dikeluarkan, atau secara
mudah dapat dikatakan masuk pertama, keluar pertama (MPKP).
b. Last-in,
First-out (LIFO)
Pencatatan dengan metode LIFO berarti barang
yang paling akhir masuk, barang itulah yang lebih dahulu dikeluarkan atau
dikatakan bahwa masuk akhir, pertama keluar (MAKP).
c. Weight
Average Cost (WAC) / Average Cost (AC)
Pencatatan dengan metode AC berarti bahwa
barang-barang yang dikeluarkan dicatat berdasarkan harga rata-ratanya
3. Pencatatan Barang Secara Terkomputerisasi
Pencatatan barang secara terkomputerisasi akan sangat memudahkan admin gudang
dalam melakukan recap terhadap barang yang keluar masuk gudang. Metode
pencatatan persediaan barang dapat diakomodir oleh sistem, baik berdasarkan
request dari perusahaan, maupun yang sudah langsung disediakan oleh vendor di
dalam sistem mereka.
Pencatatan barang dimulai dari penerimaan barang oleh admin gudang berdasarkan PO yang diajukan user kepada vendor, lalu pengambilan barang di gudang oleh user. Penerimaan dan pengambilan barang ini otomatis akan mengupdate stok yang ada di gudang. Admin gudang tidak akan direpotkan lagi oleh kegiatan pencatatan.
Pencatatan barang dimulai dari penerimaan barang oleh admin gudang berdasarkan PO yang diajukan user kepada vendor, lalu pengambilan barang di gudang oleh user. Penerimaan dan pengambilan barang ini otomatis akan mengupdate stok yang ada di gudang. Admin gudang tidak akan direpotkan lagi oleh kegiatan pencatatan.
Soal
1. Di
bawah ini adalah pembukuan dalam administrasi barang , kecuali…….
A.
Buku Penerimaan
B.
Buku Pengeluaran Gudang
C.
Buku Kekayaan Gudang
D. Buku
Jurnal Keuangan
E.
Kartu Persediaan Barang
2. Harga
pokok penjualan barang diakui bersama dengan pengkuan penjualan . System
pencatatan persediaan ini menggunakan……
A. Perpetual Inventory System
B.
Physical Inventory System
C.
Weighted Average Method
D.
First In First Out
E.
Last In First Out
3. Penilaian
penyediaan barang akhir periode dengan asumsi, barang yang lebih dulu masuk
(dibeli) dianggap yang lebih dulu keluar (dijual). Metode pencatatan persediaan
ini disebut….
A.
Specific Identification Method
B.
Simple Average Method
C.
Weight Average Method
D. First In First Out
E.
Last In First Out
4. Persediaan
yang di miliki oleh perusahaan manufaktur disebut, kecuali……
A.
Work In Process Inventory
B.
Cost of Goods Sold
C.
Raw Material Inventory
D.
Finished Goods Inventory
E. Menchandise Inventory
5. Persediaan
yang di miliki oleh perusahaan jasa disebut……
A.
Menchandise Inventory
B.
Finished Goods Inventory
C.
Raw Material Inventory
D. Tidak memiliki persediaan
E.
Work In Process Inventory
6. Paling
banyak dibuat pencatatan dan administrasi perusahaan perusahaan ,kecuali….
A. Sumber daya manusia yang bersangkutan
B.
Barang- barang milik perusahaan
C.
Barang -barang dagang
D.
Barang- barang hasil produksi perusahaan
E.
Semua jawaban benar
7. Tempat mencatat transaksi mutasi tiap jenis
barang secara individual adalah
A. Kartu persediaan
B.
Buku
jurnal umum
C.
Buku
jurnal pembelian
D.
Buku
jurnal penerimaan kas
E.
Buku
jurnal pengeluaran kas
8. Dalam
kegiatan pergudangan harus ada dokumen seperti berikut, kecuali….
A.
Buku Penerimaan Gudang
B.
Kartu persediaan
C. Buku Kas Jurnal
D.
Bon Permintaan Barang
E.
Surat Penyerahan Barang
9. Buku
penerimaan gudang harus diikuti bukti bukti …..
A.
Kartu persediaan
B. Surat penyerahan barang dari unit pembelian
C.
Bon permintaan
D.
Buku pengeluaran
E.
Buku penerimaan gudang
10. Dasar dalam melakukan
administrasi gudang pada perusahaan ritel adalah
A.
PO
B. PO dan Faktur
C.
Receiving dan bagian sebagai bukti
persetujuan
D.
PO yang dikeluarkan oleh divisi
pembelian
E.
Faktur
penjualan serta nota retur yang diterima dari bagian pembelian
Komentar
Posting Komentar